@Bumiayuku - Bangunan rumah tembok permanen di Dukuh Sijohok, RT 03 RW 07 Desa Pakujati, Kecamatan Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah. Karena kondisi yang sangat membahayakan, Sutino (35) pemilik rumah bersama anggota keluarganya terpaksa mengungsi di rumah saudaranya.
"Kami takut kalau tiba-tiba rumah roboh, sehingga kami mengungsi ke rumah saudara," kata Sutino kepada PanturaNews.Com, Jumat 01 Februari 2013.
Menurutnya, rumah mengalami retak-retak sejak tiga hari lalu menyusul hujan deras yang turun selama tiga hari berturut-turut. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda, tiba-tiba ketika pemilik rumah pulang dari bekerja melihat kondisi rumahnya sudah mengalami retak-retak hampir di seluruh bagian.
"Pada hari Rabu 30 Januari 2013 lalu saya pulang dari berdagang dan istri juga baru pulang dari bekerja, sampai di rumah melihat tembok sudah pecah-pecah," kata Sutino.
Rumah yang dibangun sejak tahun 2005 dengan kontruksi tembok permanen itu mengalmi retak-retak pada bagian tembok dan lantainya mulai dari bagian depan segaris lurus ke bagian belakang. Pada bagian langit-langit rumah yang terbuat dari eternit dan plafon kayu juga sebagian ambrol akibat pergeseran. "Lantainya pecah, temboknya retak eternit juga sebagian ambrol," ucap Sutino.
Sementara pengamatan di lokasi banguna rumah milik Sutino itu berada di tanah yang agak tinggi dari tempat lainnya. Di sekitar tempat berdirinya rumah berukuran kurang lebih 6 x 9 meter persegi tersebut, tanahnya juga mengalami retak-retak.
Kepala Desa Pakujati, Siti Aminah membenarkan kejadian itu, dirinya bersa Sekcam Paguyangan, Darto dan Kasi Kesos Suja'i telah meninjau ke lokasi. Kejadian itu telah dilaporkan ke Bupati Brebes melalui kantor kecamatan setempat. Kerugian akibat peristiwa retak-retaknya rumah itu diperkirakan mencapai Rp 30 juta.
"Sudah kami tinjau dan juga kami iventarisir nilai kerugiannya serta kami laporkan ke Camat untuk dilanjutkan ke Bupati," kata Aminah.
Saat ini penhuni rumah dan keluarganya yang berjumlah empat jiwa telah mengungsi ke rumah saudaranya dan rumah yang retak-retak dikosongkan. Warga sekitar juga dikerahkan untuk gotong royong menata saluran air di sekitar tanah yang berbukit itu. "Saluran air akan ditata melalui gotong royong warga, sehingga ketika turun hujan air bisa mengalir teratur dan tidak mengakibatkan longsor," tandas Aminah.
Sumber :: PanturaNews
0 komentar:
Posting Komentar
pembaca yang baik selalu,memberi comentar yang baik pula,buat artikel aljinet ini,biar ada masukan lebih dan memgembangkan blog aljinet ini,untuk itu disarankan comentlah artikel kami,beri kritikan yang pedas tidak masalah,silakan di coment kawan