Kamis, 04 April 2013

Lele Penghuni Telaga Ranjeng Dipercaya Berganti Wujud Menjadi Tikus Sawah

@Bumiayuku - BERJARAK 2 kilometer sebelum memasuki perkebunan teh Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes, terdapat cagar alam langka yang mungkin hanya satu-satunya di dunia.

Telaga Renjeng, namanya. Tempat ini berupa danau kecil memanjang yang terletak di antara bukit-bukit ladang kentang petani dan aneka pohon pinus serta tegakan hutan rakyat lainnya. Suasananya sangat teduh dan dingin, bahkan bisa dikatakan cenderung angker.

Cagar alam yang memiliki nama resmi Tlogo Ranjeng ini menampung debit air seluas 48,5 hektare. Danau ini sudah ditetapkan menjadi ekosistem yang dilindungi sejak zaman Belanda. Penetapannya sendiri, yang tertulis di papan pengumuman sebelum memasuki cagar alam, melalui SK Penunjukan SK Gubernur Belanda Nomor 25 tanggal 11 Januari 1925.

Telaga Ranjeng sudah lama terkenal dengan jutaan ikan lele jinaknya. Lele ini menurut penuturan banyak orang akan bergerombol bila pengunjung melempar nasi atau roti ke dalam danau. Lele-lele tersebut konon sangat akrab dengan wisatawan dan sabar menunggu setiap makanan yang dilempar ke danau.

Keberadaan jutaan lele Telaga Ranjeng ini sejak dua tahun terakhir semakin menjadi misteri tak terpecahkan. Entah apa sebabnya, sejak 2010 jutaan lele di danau kecil ini raib bak ditelan bumi. Danau yang sebelumnya hanya berisi ikan lele saat ini hanya terisi air tawar yang tenang dan gelap. Tak ada satu pun lele yang menghuni Telaga Ranjeng.

Hingga saat ini tak ada satu pun pihak yang dapat memastikan kemana perginya jutaan lele tersebut. Berbagai pendapat memang sempat muncul mengenai hilangnya jutaan lele tersebut, namun semua itu hingga kini belum ada kejelasan. Alhasil, raibnya jutaan lele ini membuat Telaga Ranjeng bertambah kramat dan disegani.

“Karena jumlahnya jutaan, tak mungkin bisa diambil manusia. Ada juga yang bilang lele tersebut mati keracunan limbah pertanian, namun anehnya tak ada satu pun bangkai yang ditemukan,” kata Kamdo, Kepala Desa Pandansari.

Berbagai spekulasi bermunculan, Hingga ada yang percaya jika jutaan lele di tempat ini berubah menjadi tikus sawah. Banyak penduduk di sekitar danau percaya banyaknya hama tikus yang dalam tahun-tahun belakangan menyerang sawah-sawah penduduk berasal dari jutaan ikan lele Telaga Ranjeng.

Perlahan ikan lele yang berubah menjadi tikus sawah menjadi keyakinan. Alhasil sampai sekarang mudah dijumpai beberapa petani yang sengaja mengambil air di Telaga Ranjeng hanya dengan tujuan dicipratkan ke sawah. Banyak petani percaya hal itu akan membuat hama tikus yang merusak tanaman mereka segera hilang.

“Pada hari-hari tertentu banyak masyarakat minta air Telaga Ranjeng untuk ciprat-ciprat sawah mereka,” kata Kamdo menambahkan. (agus setiyanto)

Sumber : SatelitPost

0 komentar:

Posting Komentar

pembaca yang baik selalu,memberi comentar yang baik pula,buat artikel aljinet ini,biar ada masukan lebih dan memgembangkan blog aljinet ini,untuk itu disarankan comentlah artikel kami,beri kritikan yang pedas tidak masalah,silakan di coment kawan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More