PAGENJAHAN
sebuah dusun di Desa Kalierang Kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.
Warga Pagenjahan dikenal sebagai penghasil emping melinjo di Brebes
Selatan. Meski penjualan emping terasa seret, namun masyarakat setempat
tidak kenal putus asa. Mereka tetap membuat emping. Bagi sebagian
warga dukuhl Pagenjahan, emping salah satu produksi rumahan (home
industri) yang dapat menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Meski ada
warga mengaku, produksi emping yang dikerjakannya karena terpaksa.
“Daripada nggak ada kerjaan lain, terpaksa nikin emping. Hasilnya paling
pas-pasan buat makan,” aku Kasmuri (50) kurang bersemangat.
Pengakuan
Kasmuri cukup beralasan. Karena harga melinjo sosoh atau yang sudah
dikuliti perkilo Rp 5000. Setiap dua kilo melinjo dengan kualitas bagus paling menghasilkan sekilo emping. Ciri-ciri melinjo bagus, mata bijihnya besar-besar dan warnanya hitam belang. Sebaliknya, jika melijonya kecil-kecil setiap 2 kg hanya menghasilkan emping kurang dari sekilo.
Buah
melinjo yang dihasilkan petani tidak semuanya berkualitas bagus. Untuk
mendapatkan melinjo berkualitas cukup sulit. Daerah penghasil melinjo
berkualitas bagus, atara lain Desa Talok, Kalijurang dan Langkap Kecamatan Bumiayu.
“Kebanyakan
melinjo Talok bagus dibuat emping. Setiap dua kilo melinjo bisa menjadi
sekilo emping. Kualitas empingpun bagus. Warnanya kuning, renyah dan
tidak berasa aor (getir),” aku pembuat emping, Saadah (54) kepada
penulis di dapur rumahnya.
Dijelaskan Saadah, lain lagi melinjo dari daerah Selatan, seperti Winduaji dan sekitarnya,
itu kurang bagus dibuat emping. “Biasanya bagus tidaknya melinjo
setelah disangrai, ketika digeprek tidak kalis dan kenyal melainkan
lengket di palu bahkan ancur,” tuturnya.
Menurut Bahrudin (63), Melinjo dari daerah selatan
kadar airnya terlalu tinggi. Akibatnya ketika melinjo ditumbuk terlalu
renyah, mudah hancur dan susah dibentuk menjadi bulatan serupa mata uang
logam.
Dalam
sehari, Saadah mengaku hanya mampu menghasilkan 3 kilogram emping.
Sedangkan cara membuat emping melinjo, tutur Saadah, itu gampang.
Pertama-tama, melinjo yang telah dikuliti disangrai sedikit demi sedikit
di atas penggorengan. Jika melinjo sudah matang, api kompor distel
kecil. Melinjo yang sudah disangrai lalu diangkat segenggam demi
segenggam untuk digerus di atas penggerusan yang lebar. Tiap sepuluh
biji digerus secara perlahan, agar remuk cangkang atau kulit kerasnya.
Satu persatu melinjo dikuliti sambil ditaruh di landasan/ talenan tebal
lalu digeprek (dipipihkan) dengan batu gepeng sampai melinjonya pipih
dan bundar tipis. Satu keping emping diperlukan tiga sampai empat butir
melinjo. Itu untuk ukuran standar. Jika melinjonya kecil-kecil bisa
mencapai 5 biji per keping emping. Setelah terbentuk emping, dalam
kondisi basah, emping ditata di atas widik (wadah serupa geribik) segi
empat untuk dijemur hingga kering. Proses pengeringan dibutuhkan waktu
kira-kira dua sampai tiga jam. Atau lebih cepat lagi jika matahari
terik.
Harga
emping basah perkilonya Rp. 15.000. Sedangkan emping kering perkilo Rp.
18.000. Emping mentah cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Pantas juga buat menyumbang
orang hajatan. Sedangkan emping goreng, bisa disantap sebagai makanan
kecil atau disajikan bersama gulai maupun nasi goreng.
Ciri
khas emping Pagenjahan, warnanya putih, rasanya gurih dan tidak pahit.
Aroma melinjonya tidak terlalu menyengat. Hanya saja, kata Bahrudin,
empingnya tidak bisa disimpan lama. Paling cuma bertahan sampai tiga
hari. “Beda dengan emping asal Limpung (Batang), emping Limpung bisa
tahan lama,” akunya.
Karena
itu, pemasaran emping Pagenjahan, hanya dijual di sekitar wilayah
Brebes Selatan, terutama di pasar Bumiayu. Selain dijual langsung kepada
para pengecer, juga ada tengkulak yang menampungnya.
Selain
warga membuat emping dari melinjo yang dibelinya sediri dari pasar,
juga ada sebagian warga yang hanya sebagai tenaga upahan membuat emping.
Melinjo dari seorang juragan emping disuplai ke warga. Misalkan satu
kwintal melinjo dibagikan ke lima orang untuk dibuat emping. Ongkos
perkilo melinjo Rp. 2500. Jika seorang dapat jatah 20 kg melinjo, maka
dia akan terima ongkos Rp 50.000. Sehari rata-rata seorang bisa
menghasilkan 5 kg emping, atau sekitar 10 kg melinjo. Jadi, dalam sehari
pendapatan dari upah membuat emping sekitar Rp. 25.000. (Hamidin Krazan)
0 komentar:
Posting Komentar
pembaca yang baik selalu,memberi comentar yang baik pula,buat artikel aljinet ini,biar ada masukan lebih dan memgembangkan blog aljinet ini,untuk itu disarankan comentlah artikel kami,beri kritikan yang pedas tidak masalah,silakan di coment kawan