@Bumiayuku - Marpuah Bintang Radio RRI Purwokerto 1968-1969
Sosok Marpuah di Bumiayu pernah menyita perhatian publik. Satu di antaranya ketika dia menjadi pemimpin partai nasionalis terbesar di Bumiayu. Bahkan, hingga detik ini hanya seorang Marpuahlah yang mampu menghadirkan Megawati Soekarnoputri di kota santri Brebes selatan ini.
Dari wawancara dan penelusuran berbagai dokumen pribadinya, SatelitPost menemukan beberapa foto kehadiran Presiden perempuan pertama Indonesia itu di Bumiayu. Terlihat jelas Megawati berdiri di atas podium dengan ribuan pendukungnya yang memadati lapangan Pendawa Desa Kaliereng, depan rumah Marpuah. “Ibu Mega pernah nginep di sini dan khusus datang untuk Ibu,” katanya.
“Ibu memang pernah menjadi ketua partai,” kata Marpuah menegaskan identitas masa lalunya. Meski begitu keterlibatannya dalam dunia politik, sangat berbeda dengan kebanyakan politisi zaman sekarang. Politik hari ini, menurut dia, jauh dari nilai ideologis atau pun moralitas.
Sebagai tokoh tua, bahkan pertama di kalangan nasionalis Bumiayu, jika dia mau tentu mudah bila ingin mencicipi manisnya kedudukan sebagai wakil rakyat di Senayan Jakarta. Namun, Marpuah berbeda, kedekatan dengan Megawati enggan dimanfaatkannya.
Kepada SatelitPost, Marpuah memberikan kertas dokumen tipis. Dokumen itu berjudul Cukilan Sejarah Berdirinya SMP Marhaenis di Bumiayu. Di dalamnya tertulis runtutan bagaimana beberapa tokoh tua nasionalis Bumiayu memperjuangkan pendirian sekolah pengkabar nilai-nilai Soekarno pertama dan terakhir di daerah itu. Di sana nama Marpuah tercatat dalam urutan pertama para guru aktivis SMP Marhaenis.
Senioritas Marpuah bagi kalangan nasionalis memang tidak bisa dipungkiri. Buktinya, untuk hanya menyenangkan mantan Bintang Radio RRI Purwokerto ini, seorang calon bupati Brebes pada saat kampanyenya kemarin, harus rela mendatangkan dalang terkenal pentas di lapangan Pendawa. “Beliau nanggap wayang buat ibu,” katanya.
Kini, di usia lanjutnya, Marpuah juga tetap setia dengan dunia radio. Di ruang depan rumahnya ada radio yang menurut penuturannya pemberian kawan-kawannya di udara. Radio itu selalu diperdengarkannya sebagai pelepas rindu. Kawan-kawannya pun cukup banyak, bahkan di antara mereka lebih dominan kalangan muda-mudi di Bumiayu.
Dhani, seorang mantan penyiar Radio Bumiayu menuturkan, stasiun radionya selalu ramai bila Marpuah datang. Kedatangan Marpuah selalu dinanti-nantikan banyak pendengar radio yang kebanyakan ABG. Beliau, kata dia, seorang nenek dengan semangat yang tak pernah padam.
“Kalau datang ke radio, saya selalu kabarin ke pendengar. Tidak berapa lama kemudian, stasiun radio pasti ramai,” ujarnya. (agus setiyanto)
Sumber : SatelitPost
0 komentar:
Posting Komentar
pembaca yang baik selalu,memberi comentar yang baik pula,buat artikel aljinet ini,biar ada masukan lebih dan memgembangkan blog aljinet ini,untuk itu disarankan comentlah artikel kami,beri kritikan yang pedas tidak masalah,silakan di coment kawan