...di bening pagi ujung bibirmu yang kuncup
mulai gagap mengeja cinta di mataku
walau sesekali sudut matamu tak pernah lucut
menakar_nakar
engkau tetap mengunciku dalam tangkar
residumu terampas bersama geram membakar
sejenak mendupa kepulan asap bergerak
dari gemeretak karat tembakau
lalu terhembus sengau menceracau
secangkir kopi terhidang
pun hanya bisa mengeram sendirian
meniup_niup suhunya selaras
tarian balet tanpa musik ku kira
meringkuk tersudut mengikat kecut
kata_kata ingsut menjejak
sisakan serpih tinta
entah biru, entah kelam
tak lagi mampu melantakkan huruf dan
tanda baca
tak tahu kapital, seru ataukah koma
di dadanya
kau masih saja tak geming jua
ujung bibirmu menguncup di bening pagi
mulai gagap mengeja bahtera di mataku
bukankah rasa laut yang pernah ku didihkan
dalam luas hatimu,
masih dapat kau cecap
lewat genangan gerimis yang gugur
dari mataku?
Posted in: puisi
0 komentar:
Posting Komentar
pembaca yang baik selalu,memberi comentar yang baik pula,buat artikel aljinet ini,biar ada masukan lebih dan memgembangkan blog aljinet ini,untuk itu disarankan comentlah artikel kami,beri kritikan yang pedas tidak masalah,silakan di coment kawan